Bacaan tasmi’ saat bangun dari ruku’ merupakan jawaban atas pujian yang disampaikan oleh Abu Bakar RA karena beliau masih bisa istiqomah sholat berjama’ah bersama Rosululloh saw.
Oleh: Khariri Lukman
Dalam sholat, kita semua pasti telah mengetahui
bahwa di dalamnya, selain ada beberapa rukun yang harus dilakukan oleh
musholli, ada juga beberapa kesunahan yang sunah dilakukan oleh seorang
musholli.
Salah satu kesunahan dari beberapa kesunahan tersebut adalah membaca سمع الله لمن حمده pada saat bangun dari ruku’.
* * *
Namun tahukah
kalian, mengapa kesunahan yang dibaca saat bangun dari ruku’ tersebut berbeda
dengan bacaan-bacaan saat berpindah (takbir intiqol) dari rukun-rukun
lainnya?
Syekh Nawawi al-Bantaniy, dalam kitabnya Tausyih ‘ala Fath al-Qorib al-Mujib meriwayatkan sebuah kisah yang menjadi penyebab adanya kesunahan membaca سمع الله لمن حمده ketika bangun dari ruku’, atau yang biasa disebut sebagai bacaan tasmi’.
Berikut adalah riwayat kisahnya:
والسبب ذلك: أن أبا بكر رضي الله عنه تأخّر يوما، فجاء لصلاة العصر وظن أنها فاتته مع رسول الله - صلى الله عليه وسلم -، فهرول ودخل المسجد فوجده - صلى الله عليه وسلم - مكبرا في الركوع، فقال: الحمد لله. وكبر خلفه - صلى الله عليه وسلم -.
فنزل جبريل، والنبي - صلى الله عليه وسلم - في الركوع،
فقال: يا محمد، سمع الله لمن حمده، فقل: سمع الله لمن حمده. فقالها عند الرفع من
الركوع. - وكان صلى الله عليه وسلم قبل ذلك يركع بالتكبير ويرفع به – فصارت هذه
الكلمات سنة من ذلك الوقت ببركة سيدنا أبي بكر الصديق رضي الله عنه. (توشيح على ابن قاسم: 126-127، دار الكتب
الإسلامية)
Kisah Asal-usul Kesunahan Membaca Tasmi' (Sami’allohu Liman Hamidah) saat Bangun dari Ruku'
Kisah penyebab disunahkannya bacaan سمع
الله لمن حمده atau yang biasa disebut dengan bacaan tasmi’
berawal dari kebiasaan Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq yang dalam kesehariannya
selalu mengikuti sholat berjama'ah bersama Rosulullah.
Hingga tiba pada suatu ketika, beliau
terlambat datang ketika hendak melaksanakan sholat Ashar berjama’ah bersama
Rosululloh dan mengira telah tertinggal sholat bersama beliau saw.
Sahabat Abu Bakar sangat bersedih dan segera bergegas pergi ke masjid, dengan membawa
harapan masih bisa mengikuti roka’at pertama bersama Rosululloh. Sesampainya di masjid, ternyata beliau
masih bisa menemui ruku’ roka’at pertama Rosululloh.
Melihat hal tersebut, Abu Bakar lantas mengucapkan, “Alhamdulillah” sebagai bentuk pujian terhadap Allah. Lalu, beliau
takbirotul ihrom dan sholat di belakang Rosululloh saw.
Jibril kemudian turun saat Nabi sedang ruku' sambil berkata, “Wahai
Muhammad, Allah telah
mendengar pujian hamba-Nya (Abu Bakar)”.
Oleh karena itu, ucapkanlah سمع الله لمن حمده.
Semenjak kejadian itu, Nabi Muhammad saw. membaca
kalimat itu setiap sholat saat bangun dari ruku‘. Adapun sebelum kejadian itu,
setiap akan ruku‘ dan bangun dari ruku‘ yang dibaca oleh beliau saw. adalah
takbir.
Berkah dari Sahabat Abu Bakar RA lah yang membuat
bacaan سمع الله لمن حمده, atau yang biasa disebut dengan
bacaan tasmi’ menjadi disunahkan saat bangun dari ruku'.
Dari kisah di atas, dapat dipetik pelajaran
bahwa kesunahan bacaan سمع
الله لمن حمده,
atau yang sering disebut sebagai bacaan tasmi’ saat bangun dari ruku’ merupakan
jawaban atas pujian yang disampaikan oleh Sahabat Abu Bakar RA karena beliau
masih tetap bisa menjaga keistiqomahan sholat berjama’ah bersama Rosululloh saw.
Baca Juga: Kisah Asal-Usul Disunahkannya Adzan Sebelum Sholat (Part 1) dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik KISAH.
Referensi:
- Tausyih ‘ala Ibn al-Qosim, Syekh Nawawi al-Bantaniy, hal. 126-127, Dar al-Kutub al-Islamiyyah.
0 Komentar