Gunakan kesempatan liburan ini untuk berbakti kepada orang tua. Setelah balik ke pondok, kembali lagi belajar dan jangan patah semangat, sebab kalian beruntung sekali, didukung dan dibiayai oleh orang tua untuk belajar dan belajar.
Oleh: M. Ryan Romadhon
Malam Ahad, 22 Oktober 2022, bertepatan dengan 27 Robi’ul
Awwal 1444 H, Ponpes Al-Iman Bulus kembali menggelar acara malam puncak
perayaan Hari Santri Nasional 2022 sekaligus Maulid Nabi Muhammad Saw. untuk yang
kesekian kalinya.
Seluruh santri, baik putra maupun putri, terlihat antusias dan penuh semangat mengikuti rangkaian acara
rutinan tahunan yang digelar di halaman utama pesantren tersebut. Bahkan,
terhitung sejak tahun 2017, Peringatan Hari Santri Nasional di Ponpes Al-Iman Bulus selalu digelar
dengan konsep yang matang dengan dibentuk kepanitian khusus. Rangkaian kegiatan -termasuk
perlombaan- nya pun memakan waktu lebih dari satu minggu.
Acara yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB tersebut dibawakan oleh saudara Taqiyuddin dan Raffi Annafi, kemudian pembacaan kalam Illahi oleh Zaki Ardiansyah. Setelah pembacaan Tahlil oleh
Habib Ja'far Alaydrus, acara dilanjutkan dengan pengumuman juara umum lomba HSN 2022, yang jatuh
kepada komplek H untuk Pondok Putra dan komplek PK untuk Pondok Putri, kemudian
penyerahan penghargaan langsung dibawakan oleh al-Ustadz Hasan Agil
Ba’abud.
Selesai menyerahkan penghargaan, al-Ustadz
Hasan menyampaikan berbagai dawuh & pesan penting kepada segenap
santri. Beliau mengawali mau'idhoh
hasanah-nya dengan ungkapan rasa syukur dan bangga dengan para santrinya atas
terselenggaranya rangkaian acara lomba HSN 2022 dengan tanpa menganggu KBM
(Kegiatan Belajar Mengaji).
Kemudian al-Ustadz Hasan menyampaikan bahwa Ponpes
Al-Iman berani tampil beda, karena selain memperingati HSN seperti semua lembaga-lembaga
pendidikan pesantren, baik salaf maupun modern di Indonesia, juga merayakan Maulidan,
“Alhamdulillah, Al-Iman juga ikut serta merayakan Hari Santri seperti
pondok-podok yang lainnya, bahkan Al-Iman tampil beda, karena selain
memperingati HSN, juga sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.”
Lalu, Ustadz Hasan
menyampaikan bahwa pada acara
Maulidan, setidaknya harus menetapi empat syarat, yakni:
1. Harus berdasarkan
Iman;
2. Ikhwanan (kebersamaan,
perseduluran);
3. ‘Amila Ihsanan
(diisi dengan acara-acara yang baik); dan
4. Hayya’a tho’aman
(menyiapkan hidangan makanan).
Tak berhenti disitu, beliau juga menuturkan bahwa kata santri itu sebenarnya bukan bahasa Arab juga bukan dari bahasa Indonesia, tapi dari bahasa Sanskerta, “Cantrik”, mungkin karena sulit untuk diucapkan, maka menjadi “Santri”.
Menurut beliau, makna santri diantaranya diambil dari akronim
(singkatan) berbahasa Arab dari kata سنتري
dalam Jawa pegon.
س = سالك في سبيل الله
"Menempuh
jalan dalam rangka menegakkan agama Allah Swt."
ن = نائب عن العلماء
"Sosok pengganti ulama'"
ت = تائب عن الذنوب
"Senantiasa
bertaubat dari segala perbuatan dosa"
ر = راغب عن العلم، والعبادة، والأخرة
"Senantiasa
senang (merindukan) ilmu, ibadah dan akhirat (Surga)"
ي = يدل على اليقين
"Senantiasa
yakin terhadap apa yang dikerjakan"
Masih menurut beliau, santri juga diambil dari
gabungan dua kata dalam bahasa Inggris yakni "sun" (matahari) dan "three"
(tiga), artinya santri itu menyinari 3 hal pokok di dunia, yakni Iman, Islam
& Ihsan.
Terakhir, beliau memberikan ucapan selamat berlibur (Prei Mulud) sekaligus motivasi kepada para santrinya saat berlibur, “Gunakan kesempatan liburan ini untuk berbakti kepada orang tua. Setelah balik ke pondok, kembali lagi belajar dan jangan patah semangat, sebab kalian beruntung sekali, didukung dan dibiayai oleh orang tua untuk belajar dan belajar, agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah, serta bermanfaat di dunia dan akhirat.”
Selepas mau’idhoh dari al-Ustadz Hasan Agil
Ba’abud, acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Simtudhuror, yang diprakarsai
oleh Bapak Alif Zamzami. Lalu, sambutan panitia, yang diwakili oleh saudara Mujahid
Faisal Amri
Kemudian untuk malam puncak Hari Santri tahun
2022 ini, ditutup dengan penampilan sebuah mahakarya santri Al-Iman yang berupa
film dengan judul “Wahai Asad 3”. Film yang diproduksi sekaligus disutradarai
oleh Abdillah Bafadhol ini dibuat jauh-jauh hari dan baru ditayangkan pada
malam puncak HSN.
Para santri terlihat sangat terhibur menyaksikan mahakarya film yang
merupakan prekuel dari "Wahai Asad 1". Di film kali ini, kejernihan
jiwa serta perasaan Asad akan diuji. Tidak hanya nasib angkatan yang akan
dipertaruhkan, persahabatan antara Asad dan Bony juga akan mencapai ujung
tombak.
Demikianlah bagaimana kemeriahan Hari Santri tahun ini, semoga memberi
banyak manfaat & menambah semangat para santri dalam berjihad melawan
kebodohan.
0 Komentar